Rabu, 25 Maret 2015

Pengertian Karate


Karate

Karate ( ) adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan China”. Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi ‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah ‘Kara’ 空 dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ 手, berarti ‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” 空手 (pinyinkongshou).
Menurut Japan Karatedo Federation (JKF) dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya karate yang utama yaitu:
1.     Shotokan
2.     Goju-Ryu
3.     Shito-Ryu
4.     Wado-Ryu
Keempat aliran tersebut diakui sebagai gaya Karate yang utama karena turut serta dalam pembentukan JKF dan WKF.
Namun gaya karate yang terkemuka di dunia bukan hanya empat gaya di atas itu saja. Beberapa aliran besar seperti Kyokushin ,Shorin-ryu dan Uechi-ryu tersebar luas ke berbagai negara di dunia dan dikenal sebagai aliran Karate yang termasyhur, walaupun tidak termasuk dalam "4 besar WKF".
Di negara Jepang, organisasi yang mewadahi olahraga Karate seluruh Jepang adalah JKF. Adapun organisasi yang mewadahi Karate seluruh dunia adalah WKF (dulu dikenal dengan nama WUKO - World Union of Karatedo Organizations). Ada pula ITKF (International Traditional Karate Federation) yang mewadahi karate tradisional. Adapun fungsi dari JKF dan WKF adalah terutama untuk meneguhkan Karate yang bersifat "tanpa kontak langsung", berbeda dengan aliran Kyokushin atau Daidojuku yang "kontak langsung".
Latihan dasar karate terbagi tiga seperti berikut:
1.     Kihon
2.     Kata, yaitu latihan jurus atau bunga karate.
3.     Kumite, yaitu latihan tanding atau sparring.
Pada zaman sekarang karate juga dapat dibagi menjadi aliran tradisional dan aliran olah raga. Aliran tradisional lebih menekankan aspek bela diri dan teknik tempur sementara aliran olah raga lebih menumpukan teknik-teknik untuk pertandingan olah raga.
Teknik Karate
Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik dasar), Kata(jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjataseperti tongkat (bo) dan ruyung (nunchaku).
Kihon
Kihon (基本:きほん) secara harfiah berarti dasar atau fondasi. Praktisi Karate harus menguasai Kihon dengan baik sebelum mempelajari Kata dan Kumite.
Pelatihan Kihon dimulai dari mempelajari pukulan dan tendangan (sabuk putih) dan bantingan (sabuk coklat). Pada tahap dan atau Sabuk Hitam, siswa dianggap sudah menguasai seluruh kihon dengan baik.
Kata
Kata (:かた) secara harfiah berarti bentuk atau pola. Kata dalam karate tidak hanya merupakan latihan fisik atau aerobik biasa. Tapi juga mengandung pelajaran tentang prinsip bertarung. Gerakan-gerakan Kata juga banyak mengandung falsafah-falsafah hidup. Setiap Kata memiliki ritme gerakan dan pernapasan yang berbeda.
Dalam Kata ada yang dinamakan BunkaiBunkai adalah aplikasi yang dapat digunakan dari gerakan-gerakan dasar Kata.
Setiap aliran memiliki perbedaan gerak dan nama yang berbeda untuk tiap Kata. Sebagai contoh : Kata Tekki di aliran Shotokan dikenal dengan nama Naihanchi di aliran Shito Ryu. Sebagai akibatnya Bunkai (aplikasi kata) tiap aliran juga berbeda.
Kumite
Kumite (組手:くみて) secara harfiah berarti "pertemuan tangan". Kumite dilakukan oleh murid-murid tingkat lanjut (sabuk biru atau lebih). Tetapi sekarang, ada dojo yang mengajarkan kumite pada murid tingkat pemula (sabuk kuning). Sebelum melakukan kumite bebas (jiyu Kumite) praktisi mempelajari kumite yang diatur (go hon kumite) atau (yakusoku kumite). Untuk kumite aliran olahraga, lebih dikenal dengan Kumite Shiai atau Kumite Pertandingan.
Untuk aliran Shotokan di Jepang, kumite hanya dilakukan oleh siswa yang sudah mencapai tingkat dan (sabuk hitam). Praktisi diharuskan untuk dapat menjaga pukulannya supaya tidak mencederai kawan bertanding.
Untuk aliran "kontak langsung" seperti Kyokushin, praktisi Karate sudah dibiasakan untuk melakukan kumite sejak sabuk biru strip. Praktisi Kyokushin diperkenankan untuk melancarkan tendangan dan pukulan sekuat tenaganya ke arah lawan bertanding.
Untuk aliran kombinasi seperti Wado-ryu, yang tekniknya terdiri atas kombinasi Karate dan Jujutsu, maka Kumite dibagi menjadi dua macam, yaitu Kumite untuk persiapan Shiai, yang dilatih hanya teknik-teknik yang diperbolehkan dalam pertandingan, dan Goshinjutsu Kumite atau Kumite untuk beladiri, semua teknik dipergunakan, termasuk jurus-jurus Jujutsu seperti bantingan, kuncian, dan menyerang titik vital.

Aliran Karate

Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang, dan sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.
Adapun ciri khas dan latar belakang dari berbagai aliran Karate yang termasuk dalam "4 besar JKF" adalah sebagai berikut:

1.     Shotokan

Shoto adalah nama pena Gichin Funakoshi, Kan dapat diartikan sebagai gedung/bangunan - sehingga shotokan dapat diterjemahkan sebagai Perguruan Funakoshi. Gichin Funakoshi merupakan pelopor yang membawa ilmu karate dari Okinawa ke Jepang. Aliran Shotokan merupakan akumulasi dan standardisasi dari berbagai perguruan karate di Okinawa yang pernah dipelajari oleh Funakoshi. Berpegang pada konsep Ichigeki Hissatsu, yaitu satu gerakan dapat membunuh lawan. Shotokan menggunakan kuda-kuda yang rendah serta pukulan dan tangkisan yang keras. Gerakan Shotokan cenderung linear/frontal, sehingga praktisi Shotokan berani langsung beradu pukulan dan tangkisan dengan lawan.

2.     Goju-ryu

Goju memiliki arti keras-lembut. Aliran ini memadukan teknik keras dan teknik lembut, dan merupakan salah satu perguruan karate tradisional di Okinawa yang memiliki sejarah yang panjang. Dengan meningkatnya popularitas Karate di Jepang (setelah masuknya Shotokan ke Jepang), aliran Goju ini dibawa ke Jepang oleh Chojun Miyagi. Miyagi memperbarui banyak teknik-teknik aliran ini menjadi aliran Goju-ryu yang sekarang, sehingga banyak orang yang menganggap Chojun Miyagi sebagai pendiri Goju-ryu. Berpegang pada konsep bahwa "dalam pertarungan yang sesungguhnya, kita harus bisa menerima dan membalas pukulan". Sehinga Goju-ryu menekankan pada latihan SANCHIN atau pernapasan dasar, agar para praktisinya dapat memberikan pukulan yang dahsyat dan menerima pukulan dari lawan tanpa terluka. Goju-ryu menggunakan tangkisan yang bersifat circular serta senang melakukan pertarungan jarak rapat.

3.     Shito-ryu

Aliran Shito-ryu terkenal dengan keahlian bermain KATA, terbukti dari banyaknya KATA yang diajarkan di aliran Shito-ryu, yaitu ada 30 sampai 40 KATA, lebih banyak dari aliran lain. Namun yang tercatat di soke/di Jepang ada 111 kata beserta bunkainya. Sebagai perbandingan, Shotokan memiliki 25, Wado memiliki 17, Goju memiliki 12 KATA. Dalam pertarungan, ahli Karate Shito-ryu dapat menyesuaikan diri dengan kondisi, mereka bisa bertarung seperti Shotokan secara frontal, maupun dengan jarak rapat seperti Goju.

4.     Wado-ryu

Wado-ryu adalah aliran Karate yang unik karena berakar pada seni beladiri Shindo Yoshin-ryu Jujutsu, sebuah aliran beladiri Jepang yang memiliki teknik kuncian persendian dan lemparan. Sehingga Wado-ryu selain mengajarkan teknik Karate juga mengajarkan teknik kuncian persendian dan lemparan/bantingan Jujutsu. DIdalam pertarungan, ahli Wado-ryu menggunakan prinsip Jujutsu yaitu tidak mau mengadu tenaga secara frontal, lebih banyak menggunakan tangkisan yang bersifat mengalir (bukan tangkisan keras), dan kadang-kadang menggunakan teknik Jujutsu seperti bantingan dan sapuan kaki untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi, dalam pertandingan FORKI dan JKF, para praktisi Wado-ryu juga mampu menyesuaikan diri dengan peraturan yang ada dan bertanding tanpa menggunakan jurus-jurus Jujutsu tersebut.
Sedangkan aliran Karate lain yang besar walaupun tidak termasuk dalam "4 besar JKF" antara lain adalah:

5.     Kyokushin

Kyokushin tidak termasuk dalam 4 besar Japan Karatedo Federation. Akan tetapi, aliran ini sangat terkenal baik di dalam maupun di luar Jepang, serta turut berjasa memopulerkan Karate di seluruh dunia, terutama pada tahun 1970an. Aliran ini didirikan oleh Sosai Masutatsu Oyama. Nama Kyokushin mempunyai arti kebenaran tertinggi. Aliran ini menganut sistem Budo Karate, dimana praktisi-praktisinya dituntut untuk berani melakukan full-contact kumite, yakni tanpa pelindung, dan menyerang secara frontal, untuk mendalami arti yang sebenarnya dari seni bela diri karate serta melatih jiwa/semangat keprajuritan (budo), aliran ini juga sering dikenal sebagai salah satu aliran karate paling keras. Tidak seperti kebanyakan aliran karate yang sudah berfokus pada olahraga, dimana dalam pertandingannya menerapkan sistem tidak kontak langsung dan hasil yang ditentukan oleh poin, Kyokushin masih berpegang teguh pada sistem tradisional, terlihat dari sistem pertandingan kumite pada kejuaraan Kyokushin yang menerapkan pertarungan full contact dan boleh membuat Knock Out (KO) lawan. Aliran ini menerapkan hyakunin kumite (kumite 100 orang) sebagai ujian tertinggi, dimana karateka diuji melakukan 100 kumite berturut-turut tanpa kalah. Sosai Oyama sendiri telah melakukan kumite 300 orang. Adalah umum bagi praktisi aliran ini untuk melakukan 5-10 kumite berturut-turut.

6.     Shorin-ryu

Aliran ini adalah aliran Karate yang asli berasal dari Okinawa. Didirikan oleh Shoshin Nagamine yang didasarkan pada ajaran Yasutsune Anko Itosu, seorang guru Karate abad ke 19 yang juga adalah guru dari Gichin Funakoshi, pendiri Shotokan Karate. Dapat dimaklumi bahwa gerakan Shorin-ryu banyak persamaannya dengan Shotokan. Perbedaan yang mencolok adalah bahwa Shorin-ryu juga mengajarkan bermacam-macam senjata, seperti Nunchaku, Kama dan Rokushaku Bo.

7.     Uechi-ryu


Aliran ini adalah aliran Karate yang paling banyak menerima pengaruh dari beladiri China, karena pencipta aliran ini, Kanbun Uechi, belajar beladiri langsung di provinsi Fujian di China. Oleh karena itu, gerakan dari aliran Uechi-ryu Karate sangat mirip dengan Kungfu aliran Fujian, terutama aliran Baihequan (Bangau Putih).

Jumat, 06 Maret 2015

Kosakata dan Pengertiannya

1.どうも (doumo)
どうも artinya terima kasih

Secara garis besar, doumo digunakan dalam situasi serta makna sebagai berikut :
A.            Sebagai kata keterangan tambahan yang mengindikasikan pembicara atau penulis tidak bisa mendifinisikan secara tegas/pasti tentang sesuatu hal. Misalnya dalam kalimat :
*このいみどうもよくからない
kono bun no imi ga doumo yokuwakaranai .
( [entah apanya] arti kalimat ini tidak bisa saya mengerti ).
–> Pembicara tidak tahu di bagian mana atau apa sebabnya dia tidak bisa mengerti.
B.            Digunakan saat ingin mengekspresikan sesuatu yang bersifat negatif, misalnya kekhawatiran, kekecewaan, kebosanan, ketidaktahuan, atau prediksi yang kurang baik. Misalnya dalam contoh kalimat :
*このごろどうもからだちょうしがよくないんです。
Kono goro doumo karada no choushi ga yokunain desu.
([entah apa sebabnya], belakangan ini kondisi badan rasanya kurang baik).
                Dalam percakapan sehari-hari, kadang-kadang orang hanya memakai kata doumo untuk mewakili ekspresi minta maaf ataupun berterima kasih. Contoh :
*先日どうも(ありがとうございました)。
Senjitsu wa doumo arigatougozaimashita .
((terkait sesuatu di) hari yang lalu, terima kasih).
*どうも(すみません)
doumo sumimasen.
maaf.
ミラー                                :すみません。ユニューア.ストは どこですか。
女のひと           :ユニューア.ストアですか。
                                 あそこに しろいです
                                 あの ビルの なかです
ミラー                                :そうですか。どうも すみません
女のひと           :いいえ。


C.            Contoh pemakaian “doumo“ dalam situasi sehari-hari :
1.            Saat Anda akan masuk supermarket, orang di depan Anda biasanya membuka pintu dan menahan pintu sehingga Anda juga masuk. Saat itu Anda bisa mengatakan “Doumo…” sambil membungkukkan badan, sebagai tanda terima kasih.
2.            Saat Anda secara tidak sengaja bertemu dengan tetangga atau knalan di suatu tempat, biasanya Anda berbasa-basi menanyakan kabar, lalu ingin berpisah. Anda bisa menggunakan kata “Doumo…”, sebagai kata perpisahan, an dalam suasi ini bermakna,”…saya permisi dulu”. Namun, kat ini tdak dipakai sebagai kata perpisahan setelah pertemuan resmi atau akan berpisah dengan orang yang dihormati seperti guru atau atasan kantor.
3.           Saat Anda akan masuk elevator, biasanya orang-orang di dalam elevator merapat untuk memberi tempat bagi Anda. Saat itu Anda bisa mengatakan “Doumo…”, yang bermakna “terima kasih”.
4.            Ketika Anda naik sepeda atau berjalan kaki dan ada barang Anda yang jatuh tanpa Anda sadari, lalu ada orang yang memberi tahu, maka Anda bisa mengucapkan “Doumo”, yang dalam situasi ini bermakna “terima kasih”.
                Simpulan :
                - Dalam situasi sehari-hari, Anda bisa menggunakan kata “doumo” sebagai ekspresi terima kasih atau untuk mengakhiri pertemuan yang “ringan” seperti di atas.
-“Doumo” adalah kata yang benri (praktis, banyak gunanya), karena ia bisa dipakai dalam banyak situasi dan bisa dimaknai lawan bicara secara tepat meski tidak punya arti khusus (lawan bicara akan menyesuaikan maknanya dengan situasi yang sedang berlangsung seperti contoh-contoh di atas).

2.だれ (Dare)
Pengunaan だれ (Dare) digunakan untuk menanyakan seseorang. Jika  di artikan dalam Bahasa Indonesia menjadi “Siapa?”
Perbedaan kata だれ (dare)dan どなた (donata) terletak pada tingkat kesopanan dan tulisan kanjinya sedangkan artinya sama.
Untuk menjadi sebuah kalimat kata だれ (dare) ini dapat diikuti dengan akhiran ですか (desu ka)Contoh :
                * だれ ですか
                   dare dasu ka : siapa?
Kata tanya ini juga sering digunakan dalam pola の、biasanya berbunyi “Milik siapa?”, dalam Bahasa Indonesia bisa menjadi だれ ですか。
                * これ だれ えんぴつ ですか
                korewa dare no empitsu desuka  yang artinya ini pensil siapa?
だれ (dare) adalah kata tanya , dare adalah kata tanya dalam situasi informal, berbeda dengan donata yang digunakan dalam situasi formal.
だれ (dare) termasuk kedalam kata tanya.

3.しつれいですが (shitsurei desu ga)
しつれいですが biasanya kata maaf/permisi yang akan digunakan pada saat akan memulai pembicaraan. Dapat digunakan juga ketika bertanya tentang hal yang pribadi seperti nama, alamat.
Contohnya
Brian      : Shitsurei desu ga, o-ikutsu desu ka.
: しつれいですが、おいくつ ですか
Dea         : watashi wa 27 sai desu
                 : わたしは 27さい だす
atau
Shitsurei desu ga, onamae wa nan to osshaimasu ka
しつれいですが、 おなまえわ なん と おっしゃいますか。
しつれいですが  termasuk ke dalam ungkapan

4. ちがいます (chigaimasu)
ちがいます artinya "tidak; salah; bukan“
Contoh kalimat
-Anata wa Dea san desu ka
                あなたはデアさんですか。  Apakah anda saudara Dea?
 Iie, chigaimasu.
いいえ、ちがいます。 Bukan
-Kanojo wa isha desu ka.
                かのじょはいしゃですか。 Apakah Dia dokter?
                 Iie, Chigaimasu
                 いいえ、ちがいます. Tidak, salah
Dari percakapan di atas dapat di simpulkan bahwa chigaimasu adalah kata sifat negatif yang artinya tidak, salah atau bukan.


5. どうぞ (douzo)
どうぞ artinya silahkan dalam bahasa Indonesia.
どうぞ dapat digunakan pada saat kita mempersilahkan duduk, atau pada saat kita selesai memperkenalkan diri. Dan mempersilahkan masuk kepada seseorang.
Contoh :
*             どうぞ すわってください
Douzo suwattekudasai
yang artinya silahkan duduk
 *            わたしは Arif です。
                watashi wa Arif desu
                ジャカルタ からきました。
                Buah batu karashimashita
                どうぞ よりしく おねがいします。
                Douzo Yorishiku onegaishimasu
*             A : haitte mo ii desu ka. = bolehkah saya masuk?
                                B : hai, haitte mo ii desu. douzo. = ya, Anda boleh masuk. silahkan!
"Doozo yoroshiku onegaishimasu" mempunyai nuansa lebih sopan dari Yoroshiku ataupun doozo yoroshiku. Dan memiliki arti sama dengan “senang berkenalan dengan anda.”

6. これから (korekara)
こらから dalam bahasa Indonesia berarti “mulai sekarang” atau ada pula “baru mau/akan.
Contoh :
 これから、あさごはんをたべます。
Korekara asagohan o tabemasu.
“Baru mau/akan sarapan pagi.”
これから も よろいしく。
Kore kara mo yorishiku
“Mulai sekarang, aku bergantung padamu.”

これから もっと まじめに べんきょうします
Kore kara motto majime ni benkyoushimasu.
''Mulai/dari sekarang saya akan belajar lebih serius lagi.
Partikel ini sering digunakan pada saat akan melakukan sesuatu seperti contoh di atas.

7. こちらこそ (kochirakoso)
Kochira koso secara harfiah mempunyai arti saya yang seharusnya berterima kasih. Atau “sama – sama”.
Contoh dalam percakapan :
A:  Kore, doozo. Omiyage desu.
これ、どうぞ。おみやげです。
Ini silakan. Oleh-oleh.

B: Watashi ni desu ka.
わたしにですか。
Untuk saya?

A: Hai, soo desu.
はい、そうです。
Iya, begitu.

B: Doomo arigatoo.
どうもありがとう。
Terima kasih.

A: Kochira koso.
  こちらこそ。
Sama-sama.
“kochira koso” termasuk kedalam ungkapan.

8. あそびます (ashobimasu)
Asobimasu artinya bermain.
Asobimasu termasuk kedalam kata kerja
Asobimasu berasal dari kata asobu di dalam kamus. Asobimasu sendiri termasuk dalam kata kerja atau dalam Bahasa Jepangnya godan.


Contoh :
Nita : Susi-san, shuumatsu wa nani o shimasu ka
ニタ : スシさん、しゅうまつ します
( Susi, akhir pekan/minggu akan melakukan apa? (Ngapain?) ) XD

Susi : watashi wa uchi de bideo o mimasu
スシ : わたし うち ビデオ みます
( saya nonton/melihat video di rumah )
Tokidoki tomodachi to asobimasu
ときどき ともだち あそびます
( Kadang-kadang bermain bersama teman )

9. 。。。でございます (… de gozaimasu)
。。。でございます memiliki arti sama dengan desu. Desu sendiri memiliki arti, ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa kata desu tidak mempunyai arti, namun ada juga yang membantahnya karena jika terdapat dalam sebuah kalimat, kata desu bisa berarti "adalah" atau bisa juga "saya“.
Akhiran desu merupakan struktur kalimat umum dan sederhana dalam bahasa Jepang, diucapkan cukup dengan "des" atau menghilangkan huruf u di belakang kata desu.
Contoh :
                *             Shinta desu = saya Shinta,
                *             Kore wa inu desu = ini adalah anjing.
Dapat disimpulkan pula desu adalah partikel yang sering diucapkan di akhir kalimat.

10.きょうし (Pengajar)
きょうし adalah guru/pengajar (sebutan untuk diri sendiri)
Berbeda dengan sensei, jika sensei sebutan untuk orang lain.
Contoh kalimat :
                * わたし きょうし です
                Watashi wa kyoushi desu

                Saya seorang pengajar.